Kenaikan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based, dan rasio dana murah yang optimal.
Kinerja BNI Syariah mengalami pertumbuhan yang positif pada 2017. Laba bersih mencapai Rp 306,68 miliar atau naik 10,6% dari tahun lalu yang sebesar Rp 277,37 miliar. Kenaikan laba tersebut disokong oleh ekspansi pembiayaan, peningkatan fee based, dan rasio dana murah yang optimal.
Plt Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo, mengatakan aset BNI Syariah sepanjang 2017 mencapai Rp 34,82 triliun atau naik 23% dari tahun sebelumnya. Raihan itu lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 19%.
Dari sisi bisnis, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp23,60 triliun atau naik 15,14% sejalan dengan pertumbuhan industri sebesar 15,16%. Komposisi pembiayaan tahun 2017 disumbang segmen konsumer sebesar Rp12,16 triliun (51,5%). Diikuti segmen kecil dan menengah sebesar Rp5,13 triliun (21,7%), segmen komersial Rp4,53 triliun (19,2%), segmen mikro Rp1,40 triliun (5,9%), dan Hasanah Card Rp371,62 miliar (1,7%).
Penyaluran pembiayaan, BNI Syariah terus menjaga kualitas pembiayaan, dimana pada 2017 rasio Non Performing Financing (NPF) BNI Syariah sebesar 2,89%, dibawah rata-rata industri yang mencapai 4,77%.
Selain pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga mencapai Rp29,38 triliun atau naik 21,2%. Lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 19,8% dengan jumlah nasabah sebesar 2,5 juta. Komposisi dana pihak ketiga tersebut didominasi oleh dana murah yakni dari giro dan tabungan yang mencapai 51,60%.