Bisnis

Lifting migas 2021 turun gara-gara proyek mundur

Dua proyek yakni proyek Tangguh dan Jambaran Tiung Biru (JTB) mundur dari jadwal.

Senin, 17 Januari 2022 20:18

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut pada tahun 2021 ada beberapa proyek minyak dan gas (migas) yang mundur dari jadwal.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan dua proyek yang mundur yakni proyek Tangguh dan Jambaran Tiung Biru (JTB). Kondisi ini membuat capaian lifting atau produksi siap jual menjadi turun di tahun lalu.

Di tahun 2021 realisasi lifting minyak hanya mencapai 660.000 barel per hari (bph) dari target 705.000 bph. Sementara untuk lifting gas mencapai 5.501 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dari target 5.638 MMSCFD.

"Ada beberapa proyek yang terpaksa mundur, Tangguh dan JTB," paparnya dalam konferensi pers, Senin (17/1).

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menyebut ada beberapa faktor yang berpengaruh pada lifting di tahun 2021. Pertama, awal tahun sudah terjadi penurunan 20.000 barel per hari (bph). Menurutnya hal ini disebabkan pada kuartal III dan kuartal IV terjadi perlambatan eksekusi pekerjaan.

"Hal tersebut tidak terlepas dari faktor Covid yang belum selesai tertangani, memengaruhi mobilitas personel dan peralatan," jelasnya.

Faktor kedua menurutnya terjadi beberapa kegagalan operasional (unplanned shutdown) cukup besar di Tangguh dan ConocoPhillips Grissik sehingga berdampak pada produksi.

"Meski keduanya gas, tapi memengaruhi ke produksi kondensat," lanjutnya.

Kemudian faktor ketiga adalah murni karena faktor operasional yang tidak sesuai dengan target. Pengeboran sumur pengembangan pada tahun 2021 adalah 480 sumur atau 80% dari target 616 sumur.

"Keempat ada beberapa proyek delay yang produksi minyak cukup besar misalnya di Bukit Tua Fase B, ini terjadi karena outbreak Covid," paparnya. 

Anisatul Umah Reporter
Satriani Ari Wulan Editor

Tag Terkait

Berita Terkait