Sejumlah startup berguguran sejak beberapa tahun terakhir karena tak mampu mendapatkan pendanaan dan kesulitan berinovasi.
Fabelio, startup distributor furniture karya anak bangsa dilanda kabar tak sedap. Jenama di bawah bendera PT Three Elora Nusantara ini dikabarkan belum membayar gaji karyawan dan vendornya sejak September 2021 lalu. Beredar petisi atas nama karyawan Fabelio agar perusahaan rintisan ini segera memenuhi hak-hak karyawan dan vendor yang belum ditunaikan.
Utang gaji tersebut adalah hak karyawan di level 5 dengan kisaran Rp2,5 juta sampai Rp7 juta per bulannya. “Sampai saat ini, juga belum ada klarifikasi kepada kami, kenapa gaji kami belum dibayarkan. Pihak perusahaan juga tidak pernah mengumumkan, perusahaan ini apakah akan bangkrut atau terus berjalan. Termasuk pengumuman kapan gaji dibayarkan,” demikian bunyi petisi ‘Fabelio, Segera Bayarkan Gaji Karyawan dan Vendor dari Bulan September’ di laman Change.org yang sudah memperoleh 3.677 dari target 5.000 tanda tangan ini.
Marketplace furniture ini juga dilaporkan belum membayar kewajiban kepada vendor dan mengembalikan dana (refund) kepada konsumennya. Padahal, Fabelio mengklaim bisa menyediakan furniture berkualitas dengan harga yang lebih murah 70% dengan sistem bisnis yang dibentuknya.
Startup yang lahir 1 Juni 2015 ini sebenarnya tak hanya melayani pembelian online. Tepat setahun setelah berdiri yakni tahun 2016 Fabelio juga membuka gerai offline. Tercatat, ada 15 showroom yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya.
Sayangnya, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Bali sejak awal 2021 telah melumpuhkan toko offline Fabelio. Inilah yang menggerus penjualan Fabelio secara keseluruhan. Hingga pada akhirnya, CEO sekaligus Co-Founder Fabelio Marshall Tegar Utoyo mengakui perusahaan mengalami kesulitan finansial karena dampak pagebluk.