Pemerintah bakal menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mengawasi pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Rencana pemerintah menggunakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk mengawasi pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi diragukan keefektifannya. Salah sasaran dalam penyaluran komoditas ini masih akan terjadi.
Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengingatkan agar tidak terkecoh dengan teknologi AI begitu saja. Baginya, AI hanya alat bantu. Sementara yang menjadi masalah utama adalah skema penyaluran BBM subsidi kepada penerima yang tepat.
Pasalnya, ada kekhawatiran AI hanya dipakai untuk mengurangi jumlah penerima subsidi semata. Alih-alih tepat sasaran, justru muncul masalah anyar. Penerima yang seharusnya mendapatkan subsidi, malah tidak menikmatinya.
“Ada etika yang harus dikedepankan dalam penggunaan AI. Sebab tanpa etika, AI bisa digunakan secara brutal. Yang harus dapat subsidi (malah) dihilangkan,” katanya kepada Alinea.id, Selasa (10/9).
Meski demikian, kata Heru, jika rencana tersebut terealisasi, pemerintah harus melibatkan pengembang AI lokal. Saat ini ada beberapa pengembang domestik yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.