Investasi Mandiri Capital dilakukan ke beberapa subsektor tekfin, yakni platform pinjaman online, pembayaran, dan solusi bisnis.
Mandiri Capital Indonesia (MCI) mencatat telah melakukan investasi atau penyertaan saham senilai total Rp1 triliun kepada 14 perusahaan rintisan di bidang teknologi finansial (tekfin) sejak berdiri lima tahun lalu. Investasi tersebut dilakukan ke beberapa subsektor tekfin, yakni platform pinjaman online (P2P lending), pembayaran, dan solusi bisnis.
Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro mengatakan, melalui investasi tersebut MCI telah mendorong berbagai inovasi dan sinergi dengan Mandiri Group. Inovasi dan sinergi tersebut seperti penyaluran modal (loan channeling) ke lebih dari puluhan ribu segmen UMKM, baik dari sektor bisnis konvensional hingga pertanian.
“Kami juga membantu mengembangkan digitalisasi UMKM, baik dari sisi pembayaran maupun dukungan sistem lainnya seperti proses akuntansi dan sumber daya manusia (HR), serta penggunaan digital signature sebagai bentuk efisiensi proses bisnis,” kata Eddi dalam keterangan resminya, Rabu (25/11).
Pada platform P2P lending, lanjut Eddi, MCI telah berinvestasi di Amartha, Crowde, KoinWorks, dan Investree. Untuk pembayaran, investasi MCI telah dilakukan di platform LinkAja, Yokke, PTEN dan DAM. Sementara pada tekfin solusi bisnis, investasi MCI dilakukan di Mekari, PrivyID, Cashlez, Gojek, Iseller, dan Halofina.
Chief Financial Officer MCI Hira Laksamana menuturkan, bisnis MCI setiap tahunnya terus bertumbuh dengan baik. Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya posisi ekuitas dan aset MCI per September 2020, di mana masing-masing berada di kisaran Rp1,8 triliun dan Rp2 triliun.
“Capaian ini menempatkan MCI berada di posisi terbesar pertama untuk ekuitas dan kedua untuk aset, dibandingkan dengan pelaku PMV lainnya di Indonesia,” ujar Hira.