Pelemahan nilai tukar rupiah, menyebabkan Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Indonesia menghadapi tantangan ekonomi serius menyusul melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Hari ini, nilai tukar rupiah mencapai Rp16,435 per US$, titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Analis ekonomi politik dari FINE Institute Kusfiardi menjelaskan, fenomena ini memiliki dampak signifikan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun depan.
"Dengan nilai tukar rupiah yang melemah secara drastis seperti ini, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional," ungkap Kusfiardi.
Pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi mengurangi penerimaan negara dari sektor ekspor. Meskipun harga komoditas ekspor seperti minyak dan batu bara menunjukkan peningkatan, keuntungan dalam rupiah yang diterima pemerintah dapat tergerus. Diversifikasi ekspor menjadi krusial untuk mengurangi risiko terhadap fluktuasi mata uang asing.
Di sisi lain, biaya impor barang dan jasa akan meningkat dalam rupiah akibat nilai tukar yang rendah. Hal ini dapat meningkatkan tekanan inflasi dan menurunkan daya beli domestik. Kusfiardi menekankan perlunya kebijakan fiskal yang hati-hati dan proaktif, termasuk dalam pengelolaan investasi infrastruktur yang strategis.