Akan ada sentimen negatif pada pergerakan harga saham akibat konflik Rusia-Ukraina.
Melonjaknya harga gandum akibat konflik Rusia dan Ukraina diperkirakan tidak akan berdampak pada kinerja dari emiten barang konsumsi atau consumer goods.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, memang akan ada sentimen negatif yang mengganggu pergerakan saham. Namun, kondisi ini dia sebut tidak akan berlangsung lama.
"Harga gandum memang akan mahal tetapi saya perkirakan tidak akan mengganggu kinerja emiten seperti Indofood," ucapnya kepada Alinea.id, Kamis (10/3).
Diketahui, ketegangan antara Rusia dan Ukraina berdampak banyak pada harga-harga komoditas, mulai dari energi hingga pangan. Selain harga minyak yang naik, komoditas gandum pun merasakan dampak perang kedua negara itu.
Sebelumnya, Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) menyebut, pasar dunia terhadap komoditas sudah mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Ketua Umum Aptindo Franciscus Welirang mengatakan, panen gandum dari Ukraina sudah habis.