GOTO dinilai memiliki prospek kinerja yang lebih cerah dibanding sebelumnya setelah pembelian 75% saham PT Tokopedia oleh ByteDance.
Isu TikTok mengakuisisi Tokopedia akhirnya benar-benar terjadi. Ini setelah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), mengeluarkan pernyataan resmi pada Senin (12/12). Di mana, GOTO menyebut, telah terjadi kemitraan strategis untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan serta perluasan pasar bagi pelaku UMKM nasional.
Sebagai bagian dari kemitraan strategis tersebut, bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia akan dikombinasikan di bawah PT Tokopedia, di mana TikTok akan memiliki pengendalian atas PT Tokopedia. Fitur layanan belanja dalam aplikasi TikTok di Indonesia akan dioperasikan dan dikelola oleh PT Tokopedia.
Kemitraan strategis ini, diawali dengan periode uji coba yang dilaksanakan dengan konsultasi dan pengawasan dari kementerian serta lembaga terkait. Program yang akan diluncurkan di masa uji coba ini adalah kampanye Beli Lokal dimulai pada 12 Desember 2023 bertepatan dengan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas)-inisiatif pemerintah Indonesia yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital melalui pemberdayaan UMKM lokal.
Research Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christopher Rusli mengatakan, GOTO dinilai memiliki prospek kinerja yang lebih cerah dibanding sebelumnya setelah pembelian 75% saham PT Tokopedia (Tokped) oleh ByteDance yang mengendalikan TikTok. Dia meyakini, kinerja adjusted EBITDA perseroan akan semakin cepat positif dibanding prediksi sebelumnya.
Prospek GOTO itu didukung oleh lima faktor. Pertama, prediksi dikuasainya pangsa pasar gross merchandise value (GMV) e-commerce setelah akuisisi Tokped oleh TikTok sekitar 40%-50% (sebelumnya Shopee 36%, Tokped 35%, dan TikTokShop 5%). Kedua, keuangan yang lebih fleksibel. Ketiga, keuntungan dari penjualan live (live commerce) karena pengguna TikTok di Indonesia adalah tertinggi kedua di dunia.