Program pembangunan tiga juta rumah dimulai tahun ini. Namun, dana proyek andalan Prabowo tersebut tak mencukupi.
Presiden Prabowo Subianto mematok target ambisius pembangunan tiga juta rumah per tahun guna mengurangi kemiskinan. Namun, program prioritas itu menemui tantangan dalam pembiayaan.
Satuan Tugas Perumahan, bentukan Prabowo, menghitung kebutuhan dana pembangunan 3 juta rumah setidaknya Rp53,6 triliun. Sementara, dukungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hanya sekitar Rp40,27 triliun sehingga masih terdapat kekurangan dana.
“Alokasi anggaran Kementerian PKP (Perumahan dan Kawasan Permukiman) Rp5,27 triliun, sedangkan pembiayaan perumahan total Rp35 triliun,” tulis Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di akun Instagram pribadinya @smindrawati, dikutip Senin (13/1).
Secara rinci, pembiayaaan perumahaan meliputi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan sebesar Rp28,2 triliun untuk 220.000 unit, subsidi bantuan uang muka sebesar Rp0,98 triliun untuk 240.000 unit, subsidi selisih bunga (SSB) Rp4,52 triliun untuk 743.940 unit, dan Tapera sebesar Rp1,8 triliun untuk 14.200 unit.
Menurut Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait, pada tahun 2025 anggaran perumahan yang tersedia hanya bisa untuk membangun 257.431 unit atau 8,58% dari target program 3 juta unit rumah.