Transaksi perdagangan pasar fisik aset kripto di Indonesia pada 2022 mencapai Rp296,66 triliun.
Data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) 2021 mencatat, jumlah pelanggan atau pengguna aset kripto sebanyak 11,2 juta orang. Angka ini naik 48,7% pada akhir November 2022 menjadi 16,55 juta orang, didominasi generasi milenial rentang usia 18-30 tahun.
Berdasarkan data Coinfolk, peminat kripto tertinggi di Indonesia tersebar di 6 provinsi. Bali, DKI Jakarta, Banten, Yogyakarta, Kepulauan Riau, dan Jawa Barat.
"Kondisi ini semua menunjukkan bahwa potensi pasar aset kripto di Indonesia masih sangat besar dan bukan tidak mungkin Indonesia dapat menjadi salah satu pemimpin pasar aset kripto di dunia," kata Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (3/2).
Sementara itu, transaksi perdagangan pasar fisik aset kripto di Indonesia pada 2022 mencapai Rp296,66 triliun atau turun dibandingkan 2021 sebesar Rp859,4 triliun. Zulhas, sapaannya, optimistis pasar aset kripto akan berkembang pesat di Indonesia ke depannya.
"Di 2022, nilai transaksi aset kripto mengalami penurunan pasar yang mengalami tren saham melemah atau bearish. Tapi, di sisi lain, semakin banyaknya perusahaan, seperti Meta, Google, dan Twitter, yang mulai mengintegrasikan teknologi blockchain dalam kegiatan usahanya. Hal ini membuktikan bahwa bursa aset kripto akan berkembang pesta di tahun ini," tuturnya.