Harga minyak dunia naik usai pemberontak menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Konflik yang terus bergejolak di Suriah memicu disrupsi pada pasokan minyak mentah di kawasan Timur Tengah. Harga minyak dunia mengalami fluktuasi dan menjadi tantangan bagi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri.
Harga minyak dunia naik usai pemberontak menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Tumbangnya Assad melenyapkan dinasti keluarga selama 50 tahun melalui serangan kilat oleh pemberontak menimbulkan kekhawatiran akan gelombang ketidakstabilan baru di Timur Tengah yang dilanda perang.
Setelah rezim Bashar al-Assad dijatuhkan, kini Suriah dalam genggaman faksi-faksi pemberontak pimpinan Hayat Tharir al-Syam (HTS), yang dulu berafiliasi dengan Al Qaeda. Rusia, Iran, dan Hizbullah, penyokong Al-Assad terancam kehilangan pijakan di Suriah.
Terganggunya pasokan menjadi tantangan bagi ketersediaan BMM dalam negeri. Belum lagi jika harga minyak global naik, maka harga BBM juga terancam melambung.
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia Oktavianus Audi mengatakan ketegangan di wilayah Timur Tengah turut berdampak terhadap Indonesian Crude Price (ICP), namun tidak signifikan.