Valuasi menentukan kepercayaan investor menyuntikkan dananya.
Beberapa waktu lalu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengumumkan OVO masuk dalam daftar unicorn kelima di Indonesia, dengan valuasi di atas US$1 miliar.
"Saya sudah bicara dengan founder-nya, dan memang iya (sudah jadi unicorn). Makanya saya berani bicara setelah saya konfirmasi,” kata Rudiantara, seperti dikutip dari Antara, Senin (7/10).
CEO OVO Jason Thompson memberi tanggapan atas status unicorn untuk OVO. Menurut dia, hal itu tidak lepas dari dukungan pemerintah dan dua unicorn lainnya, yakni Grab dan Tokopedia.
"Kami sangat bersyukur diakui sebagai salah satu unicorn Indonesia," katanya saat dihubungi Alinea.id, Kamis (10/10).
OVO dinobatkan sebagai unicorn kelima Indonesia, dan unicorn pertama berbasis fintech. Firma analis perusahaan CB Insight mencatat, penyedia layanan pembayaran elektronik milik Lippo Group ini diperkirakan memiliki valuasi sebesar US$2,9 miliar atau sekitar Rp41 triliun. Nilai itu, menurut CB Insight, sudah dicapai OVO sejak 14 Maret 2018.