Untuk perluas pasar dan meningkatkan nilai ekspor produksi industri manufaktur nasional, Kemenperin usulkan penambahan atase perindustrian.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menilai para duta besar sebagai kepala perwakilan Republik Indonesia memiliki peranan strategis dalam upaya mempromosikan produk industri dalam negeri. Hal tersebut diharapkan dapat memperluas pasar ekspor, terutama ke negara-negara nontradisional.
"Apalagi pemerintah sedang fokus menggenjot nilai ekspor guna menekan defisit neraca perdagangan. Oleh sebab itu, berbagai kebijakan strategis dijalankan," jelas Agus ketika menjadi narasumber diskusi panel pada rangkaian acara Rapat Kerja Kepala Perwakilan RI-Kementerian Luar Negeri RI 2020 di Jakarta, seperti dilansir dilansir dari siaran pers Kementerian Perindustrian, Minggu (12/1).
Menperin menyebutkan, lima negara tujuan ekspor terbesar sektor industri pada Januari-November 2019, yaitu Amerika Serikat yang mencapai US$15,62 miliar, diikuti China US$15,50 miliar, Jepang US$10,13 miliar, Singapura US$8,16 miliar, dan India US$5,88 miliar.
"Sepanjang Januari-November 2019, sektor industri memberikan kontribusi terhadap total nilai ekspor nasional hingga 75,57% atau senilai US$153,11 miliar. Dari hasil capaian itu, maka pemerintah memberikan perhatian khusus kepada peningkatan daya saing industri manufaktur," kata dia.
Ada pun pada periode tersebut, tiga sektor industri yang mencatatkan nilai ekspornya paling besar, yakni industri makanan dan minuman yang menembus US$24,30 miliar, industri logam dasar US$15,99 miliar, serta industri tekstil dan pakaian jadi US$11,83 miliar.