“Tidak ada hal yang pasti di dunia ini, kecuali pajak dan kematian,” kata Benjamin Franklin.
Kematian selalu menjadi momen yang memilukan bagi keluarga, teman, dan kerabat yang ditinggalkan. Baik karena sakit, pembunuhan, maupun kecelakaan, kedatangan malaikat maut selalu menjadi momok yang mengerikan bagi tiap orang. Sampai saat ini belum ada satupun obat yang membuat peminumnya hidup abadi.
Sebagai makhluk yang beradab, kematian manusia tidak terlepas dari tradisi dan ritual yang menyertainya. Untuk menjalani segala prosesi tersebut, pihak yang berduka rela melakukan apa saja agar sang mendiang mendapat ketenangan di akhirat, termasuk menyisihkan harta bendanya.
Hal inilah yang membuat Andri Jimmy Ranti (46) tertarik menekuni bisnis kematian. Jimmy telah malang melintang di dunia tersebut sejak tahun 2000. Dia mengawali karier berbisnis kematian dari menjual tanah makam di Bogor bersama ahli fengshui.
Kemudian, Jimmy menjual bong pay (batu nisan ala tionghoa), menjadi agen pemasaran makam di Taman Kenangan Lestari (Karawang) dan San Diego Hills (Karawang), hingga menjadi Direktur Golden Gate Funeral Services, sebuah perusahaan kargo jenazah.
Perbedaan visi-misi membuat Jimmy dan sang adik, Frans Henrik (45) mendirikan Eternity Funeral Services sejak Juli 2019 silam. “Kalau Saya sama Pak Frans sudah panggilan dari Yang di Atas. Saya pernah usaha yang lain dibikin nol (sama Tuhan),” ucap Jimmy ketika ditemui di workshop miliknya di bilangan Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (27/2).