IATA terus mengalami kerugian sejak tahun 2008.
PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. resmi berganti nama menjadi PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA). Seiring dengan perubahan nama tersebut, perusahaan mengubah kegiatan usaha utamanya dari pengangkutan udara niaga dan jasa angkutan udara, menjadi bidang investasi dan perusahaan induk, khususnya di sektor pertambangan batu bara.
Aksi ini dilakukan untuk memitigasi kerugian akibat pandemi Covid-19. Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengatakan akan membawa emiten berkode IATA ini bangkit dari kerugian.
"IATA rugi sejak tahun 2008, ruginya konsisten sampai tahun 2021, nah tahun 2022 ini mudah-mudahan adalah tahun berubahnya IATA menjadi perusahaan yang solid, perusahaan yang besar, perusahaan profitable," kata Hary saat konferensi pers, Kamis (10/2).
Hary mengatakan IATA akan menjadi perusahaan batu bara end to end. Aksi banting setir ini disebut bisa menjadi solusi untuk memperbaiki perusahaan. Bisnis batu bata masih menggiurkan karena menjadi sumber utama pembangkit listrik di berbagai negara.
Perusahaan akan memanfaatkan momentum yang timbul dari lonjakan harga komoditas batu bara yang berkelanjutan dan permintaannya yang terus meningkat. Sepanjang 2021, harga batu bara global terus merangkak naik. Bahkan memasuki semester II hingga menjelang akhir tahun, harga mineral ini melesat tinggi hingga menyentuh angka tertinggi sepanjang masa.