Bisnis

Milenial enggan jadi petani, regenerasi terancam

Profesi petani dinilai tidak bergengsi dan menjanjikan.

Selasa, 06 Juli 2021 06:58

"Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman..."
Negara agraris. Begitulah Yok Koeswoyo menggambarkan Indonesia dalam single Koes Plus berjudul Kolam Susu.

Kejayaan negara yang bertani itu kini berubah. Negeri ini kini kesulitan mencari generasi penerus petani. Bahkan, Indonesia berpotensi kehilangan profesi ini beberapa tahun ke depan. 

Susanti misalnya. Anak petani ini lebih memilih mengadu nasib di Ibu Kota sebagai asisten rumah tangga (ART) ketimbang menggarap dua petak sawah milik ayahnya di Desa Doplang, Kecamatan Purworejo, Jawa Tengah. 

Menurutnya, meski bekerja sebagai ART, ia masih bisa mendapatkan upah tinggi setiap bulannya. Sebaliknya, saat jadi petani ia hanya bisa mengandalkan upah dari hasil penjualan gabah atau beras saat masa panen tiba.

“Bisa untung kalau panennya bagus. Kalau gagal panen, ya kita rugi. Dapet capek doang,” katanya, saat berbincang dengan Alinea.id, Senin (28/6).

Qonita Azzahra Reporter
Kartika Runiasari Editor

Tag Terkait

Berita Terkait