Gerakan menabung dan berinvestasi meningkat di masa pandemi karena perkembangan digital.
Belajar dari pengalaman kedua orang tuanya, Karin Latifa (21) memutuskan untuk menabung dan berinvestasi sejak dini. Mahasiswi semester III ini mengaku tak ingin penghasilannya sebagai Make Up Artist (MUA) habis tak bersisa dan membuat dirinya tak punya simpanan di masa tua.
“Orang tua enggak pernah nabung, padahal tadinya uangnya banyak,” ceritanya saat berbincang dengan Alinea.id, Rabu (24/8).
Karenanya, dia bertekad menyisihkan penghasilan dari hasil kerja kerasnya dalam bentuk tabungan maupun investasi. Semula, dia membeli saham dan reksa dana saham untuk mendulang cuan. Namun, kondisi pasar modal yang lesu di masa pandemi membuat portofolionya senantiasa merah.
Karin mengaku termasuk dalam investor pemula yang menyisihkan 10% penghasilannya di saham. Dia kerap ragu karena minimnya ilmu trading.
“Pernah beli suatu saham 5 lot di Rp2.500 per saham, terus harganya naik sampai Rp3.000 per saham. Tapi karena banyak, aku takut jatuh jadi aku jual, eh sahamnya masih naik terus,” kisahnya.