Penyebaran Coronavirus membuat masyarakat memilih mobil bekas untuk menunjang mobilitas ketimbang naik transportasi umum.
Mobil seken atau bekas menjadi primadona di masa pandemi. Masyarakat ingin memenuhi kebutuhan kendaraan pribadi untuk menunjang mobilitas namun dengan harga lebih bersahabat.
Seperti halnya dialami Nyur Yawati (36). Kondisi pandemi mendesaknya untuk segera memiliki kendaraan pribadi guna menunjang aktivitasnya bekerja. Pasalnya, Ia bersama suami biasanya menggunakan transportasi umum seperti KRL. Kereta listrik itu relatif lebih rentan terhadap penularan Covid-19.
Setelah menimbang-nimbang, dia akhirnya memutuskan untuk membeli mobil bekas. Selain harganya terjangkau, proses pembayaran tunai juga dirasakan lebih simpel dibandingkan membeli secara kredit.
"Karena Covid-19 kan ngeri. Coba cari yang sesuai bujet ya. Waktu itu, kalau beli baru juga agak ketat pengajuannya. Terus ya, kami pikir jangan terlalu banyak kredit. Beli sesuai dengan kemampuan aja," ujar Nyur saat berbincang dengan Alinea.id, Rabu (23/12).
Pertimbangan lainnya, Nyur memilih mobil bekas juga dikarenakan kendala administrasi. Sebagai perantau, dia tidak memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Jabodetabek. Kondisi ini akan memperumit urusan administrasi pembelian mobil.