Setidaknya tiga merek – Yonex, RSL dan Ling-Mei – telah mengumumkan kenaikan harga pada akhir Juni, karena kenaikan biaya produksi.
Olahraga bulu tangkis tidak lagi semurah dulu. Itu di Tiongkok. Olahraga itu sementara ini dianggap bukan lagi milik rakyat. Netizen di Negeri Tirai Bambu itu dengan bercanda menyebutnya sebagai 'olahraga kerajaan (sultan)'. Penyebabnya, harga shuttlecock di sana melambung hingga 40 persen.
Yang unik, alasan di balik kenaikan harga ini, yaitu daging babi lebih murah.
CNA yang berbasis di Singapura melaporkan bahwa harga bulu angsa dan bebek – yang dipetik dengan hati-hati agar shuttlecock berkualitas tinggi lebih disukai dibandingkan yang terbuat dari plastik sintetis – telah meningkat menyusul menurunnya pasokan daging unggas.
“Jika harga daging babi meningkat, lebih banyak toko daging dan peternakan akan menetapkan target produksi tahunan tergantung pada harga unggas,” kata Sun Xiongfeng, pendiri fasilitas pelatihan bulu tangkis, kepada portal berita.
“Dengan harga yang lebih rendah, permintaan konsumen terhadap daging babi akan lebih tinggi, sehingga jumlah peternak yang mau beternak bebek dan angsa akan lebih sedikit.”