Transformasi menuju bank digital berimbas positif pada kinerja saham bank digital.
Sama halnya dengan saham-saham perusahaan teknologi dan digital, saham bank digital juga tercatat mengalami lonjakan selama pandemi Covid-19. Hal ini terjadi karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin banyak bergantung pada kecanggihan teknologi di kala mobilitas terbatas. Masa depan bank digital diprediksi kian cerah sehingga saham bank digital pun banyak diburu investor.
Seperti terjadi pada PT MNC Bank Internasional (MNC Bank). Setelah mengantongi izin sebagai bank digital, bank di bawah bendera MNC Financial Services ini kebanjiran investor. Direktur Utama PT MNC Investama Tbk Darma Putra mengungkapkan jumlah investor kian bertambah saat bank dengan kode emiten BABP ini melangsungkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue pada 31 Agustus 2021.
Izin bank digital yang didapat bulan Mei lalu ini terbukti meningkatkan investor MNC Bank. Hal ini juga mempengaruhi pergerakan harga saham. Emiten berkode BABP ini berhasil lolos dari predikat saham gocapan karena melambung ke harga tertingginya di level Rp610 per lembar saham pada Agustus lalu. Meski kini harga saham kembali landai dan berada di kisaran Rp190 per lembar.
“Sejak kami mendapat izin bank digital dari OJK (Otoritas Jasa Keuangan-red), memang banyak sekali investor yang datang kepada kami. Dan dengan segala teknologi serta ekosistem kuat yang kami miliki, kami yakin bisa menjangkau investor lebih banyak lagi,” bebernya, kepada Alinea.id.
Sama halnya dengan MNC Bank, PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) juga berhasil mencatatkan kinerja cemerlang setelah bertransformasi sebagai bank digital. Dalam sesi Public Expose Insidentil di tanggal 6 September 2021, bank dengan kode emiten BBYB ini mengumumkan pencapaiannya, bahwa mereka telah mendapatkan lebih dari enam juta nasabah yang sudah menggunakan layanan BNC.