Rencana pencatatan saham perusahaan unicorn dan decacorn nasional menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan pasar modal Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, pasar modal Indonesia masih akan dipengaruhi oleh Covid-19 yang masih akan belum berakhir. Akan tetapi, OJK melihat ada dua fenomena yang mampu mendongkran kinerja pasar modal Indonesia hingga akhir tahun ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap Anggota Dewan Komisioner OJK Hoesen mengatakan, dua fenomena tersebut adalah pertumbuhan investor retail yang signifikan dan rencana pencatatan saham perusahaan unicorn dan decacorn nasional. Dia berharap dua hal tersebut dapat mendorong perkembangan pasar modal Indonesia sekaligus menarik minat investor berinvestasi lebih aktif.
"Dari data terakhir, pertumbuhannya (investor retail) akhir Juli kemarin sudah mencapai 50%. Peningkatan jumlah investor retail ini bahkan mendapat apresiasi khusus presiden," kata Hoesen, Kamis (5/8).
Pertumbuhan jumlah investor retail yang pesat ini di luar ekspektasi. Sederhananya, kata dia, di saat pasar masih melihat pemulihan ekonomi, akan banyak yang bersikap menunggu atau wait and see. Akan tetapi, masyarakat Indonesia berbondong-bondong terjun ke pasar modal.
Sementara fenomena kedua yang diyakini mendorong perkembangan pasar modal Indonesia adalah rencana IPO dari perusahaan rintisan nasional, dengan total valuasi yang cukup besar.