Seseorang tanpa tabungan atau investasi tak ubahnya "menggali kubur sendiri".
Perusahaan konsultan keuangan, Jouska, menyarankan, publik berinvestasi instrumen deposito dan surat utang. Menyusul meluasnya penyebaran coronavirus (Covid-19) dan menghantam sektor keuangan.
CEO dan pendiri Jouska, Aakar Abyasa Fidzuno, menyatakan, wabah itu mempercepat dan mempertegas kondisi "angsa hitam" (black swan). Terminologi ini menggambarkan peristiwa tak terduga yang terjadi dan dampaknya masif.
Suatu kejadian dikategorikan black swan, apabila memenuhi tiga syarat. Kemungkinan terjadinya rendah, berdampak besar bagi perekonomian, dan akan banyak orang mulai menyadari peristiwa seharusnya bisa diperkirakan.
"Saat ini, cash is the king. Jadi, produk-produk multicurrency; produk perbankan, seperti deposito, Surat Berharga Negara (SBN), ini adalah pilihan terbaik di situasi saat ini. Untuk kita jaga dalam jumlah besar," tuturnya di Jakarta, Sabtu (7/3).
Aakar juga menyarankan aset konservatif, seperti deposito dan SBN, terus bertambah setiap tahun. Apa pun yang terjadi. Alasannya, menjadi pertahanan finansial terakhir.