Penerbitan obligasi tahun ini juga akan didorong oleh jumlah surat utang yang jatuh tempo.
PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memperkirakan, emisi penerbitan surat utang pada 2021 bisa berkisar antara Rp122 triliun sampai Rp159 triliun.
Head of Economic Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, jumlah emisi kuartal per kuartal akan sulit dihitung karena ada berbagai risiko yang bisa terjadi setiap waktu, serta mempertimbangkan kebiasaan penerbit atau issuer.
"Kami melihat hal ini akan didorong selain dari imbal hasil (yield), penerbitan obligasi tahun ini akan didorong oleh jumlah surat utang yang jatuh tempo," kata Fikri, Senin (19/4).
Fikri juga melihat surat utang yang jatuh tempo tahun ini juga akan direfinancing, sehingga hal ini menambah jumlah surat utang yang diterbitkan pada 2021.
Dia mengamati, persentase surat utang jatuh tempo perbankan menjadi yang terbesar tahun ini. Pefindo berharap perbankan, multifinance dan lembaga keuangan khusus juga melakukan penerbitan yang lebih banyak tahun ini, atau melakukan refinancing surat utang mereka yang jatuh tempo.