Perusahaan peralatan rumah tangga Tupperware mengajukan kebangkrutan setelah megap-megap karena penjualan terus anjlok.
Perusahaan peralatan rumah tangga Tupperware mengajukan kebangkrutan setelah megap-megap karena penjualan terus anjlok. Padahal, selama bertahun-tahun ia berhasil menjadi merek favorit emak-emak di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Setelah berdiri selama kurang lebih 78 tahun, Tupperware mengumumkan telah mengajukan kebangkrutan pada Pengadilan Kepailitan Amerika Serikat (AS) untuk Distrik Delaware, akhir September 2024 lalu.
Industri dalam negeri
Peneliti Senior Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Etika Karyani mengatakan Tupperware bangkrut lantaran minimnya langkah inovasi di tengah persaingan yang kian ketat. Di sisi lain, masyarakat tertarik pada pada produk botol minum lainnya yang lebih baik.
Perusahaan asal AS itu hanya fokus pada gaya pemasaran secara langsung dari pintu ke pintu, terutama di antara kumpulan ibu-ibu arisan. Sayangnya, strategi itu tak menyentuh kaum milenial dan generasi Z.