Kekhawatiran yang lebih besar adalah lemahnya sentimen konsumen, yang tetap rendah sejak tahun 2022.
Pengecer di Tiongkok menghadapi masa depan jangka pendek yang menakutkan setelah festival belanja online pertengahan tahun yang mengecewakan. Fenomena ini juga menggambarkan buramnya prospek pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.
Penjualan e-commerce menurun untuk pertama kalinya selama festival 618 yang berakhir pekan lalu, menurut laporan. Itu mencerminkan tekanan yang meningkat pada pengecer yang sudah terjebak dalam perang harga yang sangat melelahkan.
Festival ini, yang namanya diambil dari tanggal berdirinya penyedia e-commerce JD.com pada tanggal 18 Juni namun diikuti oleh semua platform, merupakan acara penjualan tahunan terbesar kedua di Tiongkok setelah 'Singles Day' pada bulan November dan dipandang sebagai indikator utama konsumsi rumah tangga.
Kedua acara tersebut pernah menunjukkan maraknya konsumerisme Tiongkok, sehingga memberikan peningkatan penjualan yang dapat diandalkan untuk platform dan merek. Terakhir kali Alibaba melaporkan pendapatan Singles Day, pada tahun 2021, penjualan mencapai US$84,54 miliar selama durasi acara.
Tahun ini, 618 justru membuktikan betapa sulitnya membuat konsumen berbelanja.