Dengan teknologi tersebut, penemuan benuh unggul lebih cepat dan mudah.
Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menyatakan sawit merupakan salah satu industri strategis di Indonesia. Pasalnya, sawit menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia dengan total nilai ekspor mencapai US$35 miliar.
Industri ini juga menampung lapangan pekerjaan sebanyak 16,2 juta orang. Namun, kini petani sawit justru terpuruk karena anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) di pasaran selama dua bulan terakhir.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut, anjloknya harga TBS Indonesia dipicu karena dibukanya kembali keran ekspor minyak nabati Ukraina dari biji bunga matahari yang dibarengi penurunan pajak ekspor.
Konflik Rusia-Ukraina juga menurutnya sudah mengganggu sektor pangan dan energi dunia termasuk Indonesia. Sehingga, Luhut mengatakan, butuh kerja sama berbagai pihak, karena berkaitan dengan ekonomi dunia.
“Untuk menata semua yang saling terkait ini, kita perlu efisiensi. Semua akan di digitalisasi menggunakan IT sehingga tak ada yang namanya pungutan tidak jelas. Seluruh pejabat dari bawah sampai kementerian tidak bisa ada yang main-main,” tutur Luhut dalam rapat koordinasi Asosiasi Kabupaten Penghasil Sawit Indonesia (AKPSI) di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (7/7).