Untuk itu, pemerintah akan berupaya mendorong perluasan perkebunan tebu untuk peningkatan produksi gula.
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan positif. Hal itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan ekonomi di triwulan I-2022 terhadap triwulan I-2021, yang naik sebesar 5,01% year on year.
Pertumbuhan ini juga diiringi pada sektor industri dan sektor pertanian. Pada sektor industri, khususnya makanan dan minuman yang berkaitan dengan industri gula, tercatat 3,75%. Sedangkan pertanian naik sebesar 1,16%.
Meski demikian, rupanya konflik geopolitik Ukraina dan Rusia yang memengaruhi pada sejumlah harga komoditas dunia dan juga memberi dampak terhadap harga komoditas dalam negeri seperti jagung dan kedelai. Sehingga, pemerintah pun memberikan sejumlah insentif pada peternak dan pengrajin agar tetap produktif.
Selain insentif, upaya pemerintah untuk menjaga pasokan dan harga sembilan komoditas dalam negeri yang meliputi beras, jagung, kedelai, gula konsumsi, bawang, telur unggas, daging ruminasia (hewan pemamah biak), daging unggas, serta cabai juga terus dilakukan. Salah satunya pada komoditas gula dalam negeri.
Khusus untuk gula, saat ini, harga gula sedikit mengalami kenaikan yakni berkisar di Rp14.000 hingga Rp14.500. Hal ini masih diwajarkan karena masih dalam fase pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19.