Hal itu dalam rangka membantu pemulihan ekonomi nasional yang pada triwulan kedua kemarin masih mengalami pertumbuhan minus.
Pemerintah akan menggenjot belanja kementerian dan lembaga (K/L) pada triwulan ketiga 2020. Hal itu dalam rangka membantu pemulihan ekonomi nasional yang pada triwulan kedua kemarin masih mengalami pertumbuhan minus. Selain menggiatkan belanja barang dan modal, pemerintah pun akan memberikan stimulan dan subsidi kepada UMKM, korporasi maupun para pekerja.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, Presiden telah menginstruksikan kepada K/L untuk memacu belanjanya masing-masing agar dapat membantu pemulihan perekonomian nasional.
“Pemerintah harus menjaga kehidupan, kesehatan, dan mata pencaharian penduduk. Termasuk untuk Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), bidang kesehatan menjadi perhatian utama pada 2020-2021, dan ini terlihat dari kegiatan dan anggarannya. Kemudian, di 2022 dan 2023 akan terjadi pemulihan kesehatan dan ekonomi,” tuturnya seperti dilansir kominfo.go.id, Rabu (12/08).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 mengalami kontraksi -5,32% secara year on year (yoy), menurun dibandingkan dengan kuartal I-2020 sebesar 2,97% (yoy). Sedangkan, jika dibandingkan per kuartal, ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020 berada pada angka -4,19%, lebih melambat daripada kuartal I-2020 yang sebesar -2.41%.
Dari segi pengeluaran, pertumbuhan konsumsi rumah tangga mengalami kontraksi sebesar -5,51% (yoy), dan konsumsi pemerintah sebesar -6.9% (yoy). Kalau dari sisi sektoral, transportasi dan pergudangan menjadi sektor dengan kontraksi terdalam sebesar -30,84%, disusul akomodasi dan makanan-minuman (mamin) sebesar -22,02%. Namun, sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sebesar 2,19%, begitu pula sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh tinggi sebesar 10,88%.