Ekonomi digital Indonesia memiliki prospek hingga 2025, yang diperkirakan mencapai US$124 miliar-146 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menilai, adanya Indonesia Fintech Summit setiap tahun menjadi langkah awal pengembangan ekosistem ekonomi digital di Tanah Air. Menurutnya, sinergi pemerintah, asosiasi, dan pelaku industri fintech mendorong kemajuan dalam digitalisasi, khususnya bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
"Penguatan sinergi untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital tentunya merupakan arahan yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pemulihan ekonomi nasional demi Indonesia maju. Maka darinya, kegiatan ini perlu diapresiasi dan didukung oleh seluruh pemangku kepentingan," ucapnya dalam 4th Indonesia Fintech Summit, Kamis (10/11).
Kegiatan tersebut diselenggarakan Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI). Pada tahun keempat, acara mengusung tema "Moving Forward Together: The Role of Digital Finance and Fintech in Promoting Resilient Economic Growth and Financial Stability" dan digelar di Bali, 10-11 November 2022.
Luhut optimistis ekonomi digital Indonesia memiliki prospek hingga 2025, yang diperkirakan mencapai US$124 miliar-146 miliar. Alasannya, didorong akselerasi perkembangan ekonomi digital melalui berbagai inovasi.
Dalam perkembangannya, dia menambahkan, teknologi keuangan (financial technology/fintech) berpeluang menjangkau hingga 74.000 desa. "Dengan demikian, layanan keuangan digital dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat."