Harga minyak jenis brent untuk kontrak Juni 2022 ada di posisi US$ 107,98 per barel, turun tipis 0,80%.
Harga minyak diproyeksikan masih akan tinggi dan bertengger di atas US$100 per barel sampai dengan akhir tahun. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan.
Mimpi untuk melihat harga minyak dunia turun sepertinya akan jauh dari kenyataan. Menurut Mamit, harga minyak masih akan tinggi salah satunya disebabkan karena konflik antara Rusia dan Ukraina. Pasokan minyak menjadi terbatas karena embargo yang dilakukan kepada Rusia.
"Ini (harga minyak tinggi) memang akan bertahan cukup lama, bahkan analisis kami sampai akhir tahun ini harga minyak akan bertengger di atas US$100 per barel," ungkapnya kepada Alinea.id, Kamis (14/4).
Di sisi lain, kata Mamit, OPEC tidak mau menambah produksinya. Komitmen baru mereka hanya akan menambah produksi sebesar 432.000 BOPD pada bulan Mei yang akan datang.
"Penambahan ini tidak cukup untuk menambal produksi dari Rusia. Meskipun AS akan memompa cadangan mereka sebesar 1 juta BOPD selama 6 bulan ke depan tidak mampu menahan harga minyak," jelasnya.