Kemasan pengganti plastik tercipta dari bahan yang mudah terurai, aman, bahkan bisa dimakan.
Botol plastik dari berbagai merek dengan tutup berwarna-warni disusun rapi membentuk sebuah bangunan kerucut. Ada pula botol-botol yang disusun menjadi dinding sebuah ruangan. Karya dari sampah botol plastik ini adalah instalasi museum yang dibangun Ecological Observation and Wetlands Conservation di Wringinanom, Gresik September lalu.
Karya ini menghabiskan lebih dari 10.000 sampah plastik. Mulai dari botol, kantong plastik, kemasan saset, hingga sedotan plastik.
“Ini lah sampah-sampah yang mencemari Sungai Barantas dan Kali Surabaya. Sampah-sampah plastik ini adalah jenis sampah residu, yang tidak bisa didaur ulang,” kata pendiri sekaligus Direktur Ecoton Prigi Arisandi, September lalu.
Sampah-sampah itu didapatkan dari Operasi Pohon Plastik yang digelar oleh tim Ekspedisi Sungai Nusantara pada 17-27 Agustus 2021. Tim menemukan plastik-plastik itu terlilit pada 208 pohon.
Jumlah sampah yang ditemukan itu menjadi bukti bahwa perairan di Jawa Timur, sudah banyak terkontaminasi sampah plastik. Saking banyaknya, Prigi bahkan yakin jika kandungan mikroplastik di sungai lebih banyak ketimbang jumlah plankton yang ada. Alhasil, ikan-ikan yang ada di sungai dan laut justru banyak mengonsumsi mikroplastik.