Bisnis

Penjualan properti 2025 suram, dibutuhkan pengungkit daya beli

Penjualan properti RI lesu seiring tertekannya daya beli masyarakat dan turunnya jumlah masyarakat kelas menengah.

Selasa, 03 Desember 2024 18:05

Penjualan properti di Indonesia lesu seiring tertekannya daya beli masyarakat dan turunnya jumlah masyarakat kelas menengah. 

Kebijakan uang muka alias down payment (DP) rumah 0% yang telah diterapkan Bank Indonesia (BI) juga belum mampu mengerek minat konsumen membeli properti. Pada tahun lalu, bank sentral memperpanjang DP rumah 0% hingga akhir 2024. Kini, aturan itu kembali diperpanjang hingga Desember 2025.

Selain itu, ketentuan Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) kredit atau pembiayaan properti paling tinggi sebesar 100% diperpanjang pada periode yang sama. Hal ini memungkinkan calon pembeli properti tidak perlu membayar DP alias DP 0% saat mengambil fasilitas kredit pemilikan rumah atau apartemen. 

Terlihat pada hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) BI yang mengindikasikan penjualan properti residensial di pasar primer pada triwulan III-2024 menurun dan terjadi pada seluruh tipe rumah, terutama pada rumah tipe kecil. Pada periode triwulan ini, pertumbuhan penjualan properti residensial di pasar primer tercatat mengalami kontraksi sebesar 7,14% secara tahunan atau year on year (yoy). Sementara, penyaluran kredit pada sektor properti tumbuh 7,2% secara yoy pada  Oktober 2024, menurun dari 7,6% yoy per September 2024. 

Esther Sri Astuti, Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan lesunya ekonomi membuat daya beli masyarakat menurun. Penurunan jumlah kelas menengah juga berimbas langsung pada konsumsi, termasuk kredit sektor properti. 

Immanuel Christian Reporter
Satriani Ari Wulan Editor

Tag Terkait

Berita Terkait