Integrasi pelayanan di pelabuhan adalah hal penting. Pasalnya biaya logistik di Indonesia termasuk yang termahal di Asia.
Kepala Balai Karantina Kelas II Cilegon Arum Kusnila Dewi mengungkapkan, dari hasil survei indeks kepuasan masyarakat setelah adanya proses pemberlakukan layanan terintegrasi di pelabuhan berada di level 85,9%. Layanan terintegrasi merupakan implementasi dari Single Submission Quarantine Customs yang pada tahap awal diberlakukan di 14 pelabuhan yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Kami melakukan survei terhadap 32 perusahaan bahan baku pakan ternak, dari enam perusahaan bahan pangan. Hasilnya memuaskan, masyarakat cukup puas dengan sistem ini,” kata Arum dalam webinar Forum Alinea.id bertajuk “Tata Ulang Ekosistem Logistik di Pelabuhan”, Jumat (11/11).
Sistem pelayanan karantina terintegrasi di kawasan pelabuhan ini, menurut Arum, merupakan bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE) yang mampu memangkas 7 dari 10 tahap yang ada. Sehingga dalam tahap pelayanan karantina, usai implementasi terintegrasi hanya melewati tiga tahap.
Penerapan pemeriksaan bersama karantina dan bea cukai atau Single Submission Joint Inspection-Quarantine Customs mulai diujicobakan di kawasan pelabuhan Krakatau International Port (KIP) dan Pelabuhan Pelindo II yang keduanya berada di Banten.
“Layanan yang dimulai sejak November 2021 ini berhasil mengefisienkan waktu layanan sebesar 75% dan efektivitas sebesar 67%. Untuk sertifikasi, prosesnya juga saat ini paling lama tujuh hari saja. Sebelumnya mencapai 21 hari,” tambah Arum.