Jelang pemungutan suara pada 27 November 2024, suhu di tanah air kembali memanas.
Usai Pemilihan Umum 2024, masyarakat Indonesia kembali menyambut Pilkada Serentak 2024. Jelang pemungutan suara pada 27 November 2024, suhu kembali memanas dan tak jarang menimbulkan konflik di tengah masyarakat.
Rektor Universitas Budi Luhur, Agus Setyo Budi menyebut konflik maupun gesekan yang terjadi dalam masyarakat dikarenakan ada perbedaan pendapat. Apalagi ketika pesta demokrasi dimulai, pihak satu dan lainnya kerap saling menyinggung. Politisasi agama juga menjadi hal yang sensitif.
Perbedaan pendapat terjadi karena pemahaman yang hampir nihil di antara setiap kelompok maupun penganut agama. Alhasil, kondisi pesta demokrasi yang seharusnya bisa menjadi momen belajar politik, malah membelah kesatuan di masyarakat.
“Fakta di lapangan adanya konflik gesekan di sana-sini apalagi Pilkada belum selesai yang notabene ada perbedaan pendapat sedikit saja akan menimbulkan huru-hara di sana-sini karena kita tidak saling memahami perbedaan pendapat,” kata Agus, belum lama ini.
Statistisi Ahli Madya Kementerian Agama, Rosidin Karidi menyampaikan, Indeks Kerukunan Umat Beragama tahun 2024 mencapai 76,47 yang disebut dalam kategori tinggi. Survei yang dilakukan pada bulan Maret hingga April ini melibatkan seluruh provinsi di Indonesia.