Menurunnya laba bersih ini disebabkan oleh menurunnya laba operasional perseroan sebesar 19,9% secara tahunan menjadi Rp1,59 triliun.
PT Bank Permata Tbk. (BNLI) mencatat penurunan laba bersih menjadi Rp721,58 miliar di tahun 2020, atau turun 51,9% dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,5 triliun. Menurunnya laba bersih ini disebabkan oleh menurunnya laba operasional perseroan sebesar 19,9% secara tahunan menjadi Rp1,59 triliun.
Sementara pendapatan operasional perseroan sebelum pencadangan tercatat sebesar Rp3,8 triliun atau meningkat 23,7% secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini dikontribusikan oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 14,2% dan pendapatan non-bunga sebesar 16,1% yoy.
Pencapaian ini diikuti dengan perbaikan rasio marjin bunga (Net Interest Margin atau NIM) menjadi 4,7%, meningkat dari 4,4% di periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama PermataBank Ridha Wirakusumah mengatakan, total penyaluran kredit perseroan pada 2020 tercatat sebesar Rp118 triliun. Penyaluran kredit ini meningkat 9,2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan kredit ini didukung oleh pengalihan aset Bangkok Bank Indonesia (BBI) melalui proses integrasi sebesar Rp17,3 triliun.
Sementara Non-Performing Loan (NPL) secara gross bank berkode saham BNLI ini tercatat sedikit meningkat ke level 2,9%, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,8%.