Digunakan untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban yang jatuh tempo serta mendukung pemulihan domestik.
Bank Indonesia melaporkan, kebutuhan pembiayaan korporasi menunjukkan tren peningkatan pada Oktober 2021 dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 16,7%, lebih tinggi dari SBT September 2021 yang hanya mencapai 11,1%.
Sejumlah sektor seperti konstruksi, perdagangan, reparasi mobil dan penyediaan makanan dan minuman terindikasi memiliki kebutuhan pembiayaan yang meningkat, dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Terutama digunakan untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban yang jatuh tempo serta mendukung pemulihan domestik.
Dalam keterangan resminya pada Jumat (19/11), Bank Indonesia mengatakan, berdasarkan survei permintaan dan penawaran pembiayaan perbankan Oktober 2021, sebagian besar responden menyatakan, sumber pembiayaan masih didominasi dari dana sendiri yaitu sebesar 55,8% dan pinjaman perbankan dalam negeri sebesar 9,3%. Sedangkan, untuk pinjaman dari perusahaan induk sebesar 7,0% terindikasi menurun dibandingkan bulan sebelumnya.
Selain itu, untuk pembiayaan yang bersumber dari pemanfaatan fasilitas kelonggaran tarik terindikasi meningkat pada Oktober 2021. Untuk hasil survei terkait pemilihan sumber pembiayaan, responden menyampaikan bahwa hal tersebut terutama dipengaruhi oleh aspek kemudahan dan kecepatan perolehan dana sebesar 76,0%, optimalisasi fasilitas eksisting sebesar 12,4%, dan biaya suku bunga sebesar 10,1%.
Selanjutnya, permintaan pembiayaan rumah tangga pada Oktober 2021 terpantau masih terbatas, di mana sedikit menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Adapun presentase rumah tangga yang melakukan penambahan utang tercatat sebanyak 8,4% responden, turun dibandingkan dari bulan sebelumnya.