Perputaran uang selama libur Natal dan Tahun Baru diperkirakan mencapai Rp23,85 triliun dengan asumsi penduduk yang mudik sekitar 44,7 juta.
Libur Natal dan Tahun baru tahun ini berpotensi menggairahkan ekonomi di daerah,khususnya daerah yang mayoritas merayakan Natal dan daerah tujuan wisata diberbagai pelosok Tanah Air.
Sesuai data dari Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan warga selama libur Nataru tahun ini sebesar 16,35% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,7 juta orang atau lebih banyak dari 2021 sebesar 19,9 juta. Kenaikan ini akibat kebijakan pemerintah yang sudah memberikan kelonggaran atas perjalanan dan keuangan warga yang sudah mulai pulih sehingga diakhir tahun sangat memungkinkan pulang kampung dan berwisata.
Jumlah perputaran uang selama libur Natal dan Tahun Baru diperkirakan mencapai Rp23,85 triliun dengan asumsi jumlah penduduk yang mudik sekitar 44,7 juta atau setara dengan 11.925.00 keluarga.
Jika setiap keluarga membawa uang rata rata 2juta saja maka perkiraan perputaran uang mencapai jumlah tersebut di atas. Angka ini masih berpotensi lebih, namun kita ambil angka rata rata yang paling moderat aja. Angka sebesar itu akan sangat menggairahkan bisnis para pelaku usaha UMKM di daerah. Uang tersebut akan berputar sejak bepergian dari rumah seperti pembelian tiket bagi yang naik angkutan umum atau BBM yang memakai kenderaan pribadi.Kemudian akan berputar di warung dan restoran selama perjalanan pergi pulang,penginapan di hotel, belanja di lokasi wisata, pembelian oleh-oleh khas daerah dan kebutuhan perayaan Natal dan Tahun baru bersama keluarga," papar Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang dalam keterangan resminya, Kamis (22/12).
Perputaran uang tersebut akan didominasi di daerah Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jabodetabek, Yogyakarta dan sebagian lagi di luar Jawa seperti Sumut, Sulut, Maluku dan Papua, serta sebagian Kalimantan dan Bali.