Pasalnya, skenario APBN tahun depan akan mengalami konsolidasi, sehingga defisit diperkirakan terjadi di bawah angka 3%.
Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai angka 5,3% pada 2023. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menyampaikan RUU APBN 2023 dan nota keuangan di kompleks DPR-MPR RI, Selasa (16/8).
Menanggapi hal tersebut, peneliti Center of Digital Economy and SMEs Indef Nailul Huda mengatakan, target pemerintah untuk tahun depan adalah keputusan yang pesimistis.
"Ini cenderung akan mendung tahun depan, sehingga pertumbuhan ekonomi berada pada angka 5,3%. Kalau optimistis, seharusnya bisa mencapai 5,9%. Artinya tahun depan adalah tahun yang sangat kritis," ucap Huda saat diskusi publik INDEF, Selasa (19/8).
Huda juga mengatakan, bahwa target tersebut adalah sebuah bentuk tantangan yang cukup beralasan. Pasalnya, skenario APBN tahun depan akan mengalami konsolidasi, sehingga defisit diperkirakan terjadi di bawah angka 3%, yaitu 2,85%.
Di sisi lain, anggaran belanja akan diperketat. Artinya, ekspansi fiskal akan terbatas pada 2023. Oleh sebab itu, Huda memperkirakan terjadinya stagnasi ekonomi tahun depan, dan menghimbau masyarakat, khususnya menengah ke bawah, agar lebih waspada.