Hal itu berdampak pada meningkatnya kontribusi sektor makanan dan minuman terhadap PDB.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan, industri kecil dan menengah (IKM) sektor pangan, makanan dan minuman, merupakan salah satu sektor yang luar biasa untuk bisa membuka lapangan pekerjaan, pemberdayaan potensi pertumbuhan industri, dan peningkatan ekonomi.
“Saya selalu menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara yang cukup besar. Di mana jumlah penduduk mencapai 270 juta jiwa, dan pengeluaran perkapita untuk pangan cukup tinggi, yakni hampir 50%. Pangan olahan berkontribusi sepertiganya,” jelas Adhi S Lukman dalam acara IFI 2021, secara daring, Kamis (28/10).
Meskipun pada tahun lalu terjadi kontraksi ekonomi, ternyata sektor makanan dan minuman tetap tumbuh positif sebesar 1,8%. Sampai semester I-2021, pertumbuhannya telah mencapai 2,95%. Hal itu berdampak pada meningkatnya kontribusi sektor makanan dan minuman terhadap PDB. Dari 34% di 2017, sekarang sudah lebih dari 38%.
"Ini kontribusi industri makanan minuman, sehingga ekonomi terus tumbuh. Baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Investasi pun terus berdatangan, yang paling tinggi peningkatannya adalah investor asing. Kita lihat bahwa investasi asing meningkat sampai 80% pada semester I tahun ini,” tuturnya
Untuk itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial dan pelaku di industri pangan, untuk terus ber-Investasi pada sektor ini. Jangan sampai kalah dengan investor asing, karena prospeknya sudah jelas, bahwa Indonesia membutuhkan produk-produk pangan olahan.