Importasi harus dibatasi karena anjloknya harga ayam hidup (life bird)
Para pengusaha atau peternak ayam mendesak pemerintah untuk membatasi importasi indukan ayam pedaging atau grand parent stock (GPS) hanya 700.000 per tahun.
Ketua Himpunan Insan Perunggasan Indonesia (Pinsar) Pardjuni mengatakan pembatasan importasi ini harus dilakukan karena anjloknya harga ayam hidup (life bird) yang menyebabkan suplai ayam peternak yang masih banyak tersedia.
"Kami minta maksimal impor 700.000 indukan ayam per-tahun pada 2019. Walaupun sisanya tinggal empat bulan lagi, tapi saya kira masih bisa diatur jumlah totalnya. Agar setidaknya empat bulan ini kami peternak bisa bernafas," kata Pardjuni saat aksi di depan Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (5/9).
Menurut dia, harga ayam hidup saat ini masih di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP). Sementara, Pardjuni menilai, upaya pemerintah untuk mengembalikan harga ayam mencapai angka Rp18.000 saja belum dapat terealisasi.
"Untuk nasional masih di bawah HPP antara Rp11.000-Rp13.000 per kilogram (kg). Bahkan kalau di Jawa Tengah sendiri harga sekarang di Rp10.000-11.000 ribu per kg," jelasnya.