PHR berencana melakukan pengeboran 161 sumur baru di 2021, termasuk sisa sumur dari komitmen operator sebelumnya.
Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyampaikan, resmi mengambil alih Wilayah Kerja (WK) Rokan dari Chevron Pacific Indonesia (CPI) mulai 9 Agustus 2021. Sebagaimana diketahui, sejak ditemukan pada 1941 oleh Konraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) CPI, WK Rokan mulai berproduksi awal 1951.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, alih kelola pengelolaan WK Rokan dari CPI ke PHR merupakan salah satu tonggak sejarah industri hulu migas di Indonesia. Setelah CPI berhasil mengelola wilayah kerja tersebut dengan baik, diharapkan PHR dapat meneruskan dan mengembangkan keberhasilan yang telah dicapai.
“Sejak pertama kali diproduksikan pada tahun 1951 hingga tahun 2021, WK Rokan merupakan salah satu wilayah kerja strategis yang telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak. Terima kasih atas usaha-usaha yang telah dilakukan,” kata Arifin dalam keterangan resmi, Senin (9/8).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menuturkan, selain karena telah menghasilkan kinerja yang baik, ucapan terima kasih juga disampaikan kepada CPI yang telah mendukung pengembangan sumber daya manusia Indonesia, serta pelaksanaan kegiatan CSR di Riau dan wilayah Indonesia lainnya.
Alih kelola berjalan mulus