Ekspansi manufaktur yang meningkat menunjukkan terus menguatnya permintaan dalam negeri dan ekspor.
Sektor manufaktur Indonesia selama tiga belas bulan berturut-turut berada di zona ekspansi, bahkan kian menguat di dua bulan terakhir. Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia di September kembali naik di level 53,7 setelah sebelumnya di Agustus ada di poin 51,7.
“Ekspansi manufaktur yang meningkat menunjukkan terus menguatnya permintaan dalam negeri dan ekspor. Ini tentu layak diapresiasi karena terjadi di tengah risiko global yang masih eskalatif. Kebijakan pemerintah untuk menyerap risiko global atau shock absorber, terbukti efektif untuk menjaga momentum penguatan pemulihan ekonomi nasional,” jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, dalam keterangannya, dikutip Rabu (5/10).
Diketahui tak hanya Indonesia yang mengalami penguatan di sektor manufaktur, di negara ASEAN lainnya, ada Thailand dengan penguatan PMI meningkat dua poin di bulan ini daripada Agustus 2022, dan Filipina meningkat 1,7 poin. Namun di China, PMI kembali alami kontraksi dari 49,5 pada Agustus 2022 menjadi 48,1 di September.
Terus menguatnya aktivitas sektor manufaktur sejalan dengan menurunnya tekanan harga input dalam dua tahun terakhir. Secara keseluruhan, sentimen bisnis di sektor manufaktur Indonesia bertahan positif didukung oleh ekspektasi pemulihan yang semakin kuat dan berkelanjutan pada sisi permintaan.
“Optimalisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai shock absorber di tahun ini dan tahun depan diharapkan terus dapat menjaga tren positif permintaan masyarakat untuk mendukung optimisme di sektor usaha,” lanjut Febrio.