Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China masih menjadi momok bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia.
Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dikatakan memiliki dampak yang berbeda-beda terhadap sebuah negara. Bagi negara-negara ASEAN, perang dagang memiliki dampak tidak langsung. Terutama bagi negara yang bergantung pada aktivitas rantai suplai (supply chain) dan industri manufaktur.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, Indonesia tidak terlalu terpengaruh terhadap perang dagang karena hanya memiliki industri manufaktur dan supply chain yang kecil.
“Semakin dominan sektor manufakturnya dan kontribusinya sangat besar di ekonominya mereka akan terkena hit semakin besar,” katanya dalam diskusi di Jakarta, Selasa (16/7).
Sri Mulyani menyebut hal ini kemudian menimbulkan dampak baik dan buruk. Sisi baiknya, dengan perlambatan pertumbuhan industri supply chain dan manufaktur, Indonesia tidak begitu terdampak perang dagang.
“Buruknya karena kita ingin mentransformasi perekonomian Indonesia,” ujarnya.