Lebih dari sekedar konflik yang terjadi di Iran dan Israel. Dampak terhadap harga minyak dunia akan menjadi isu yang dihadapi Indonesia.
Bukannya menjadi lega setelah menjalani libur panjang, Indonesia seakan memiliki pekerjaan rumah (PR) yang mengancam kenaikan kelas di tengah semester. Yakni, kondisi pemenuhan minyak dan gas yang terancam akibat perang Iran- Israel.
Meski begitu, peneliti CORE, Eliza Mardian menilai kerjasama kedua negara masih terbilang aman. Sebab, banyak bidang yang disepakati antara keduanya, tidak menjadikan Iran sebagai mitra utama, khususnya di bidang perdagangan.
Nilainya saja masih relatif kecil dengan US$242 ribu sebagai angka ekspor Indonesia pada tahun 2022. Bila dikonversi, hanya sekitar 0,08% dari total nilai yang diekspor seperti minyak sawit dan turunannya, buah-buahan, serta kayu.
Begitu pula dari segi impor seperti besi baja, Petroleum coke, petroleum bitumen, dan residu lainnya. Meski cukup banyak tapi nilainya tidak terbilang besar.
Tapi dampak global yang akan menjadi acuan, karena Iran diakui sebagai negara ke-8 produsen minyak bumi. Sehingga akan mempengaruhi ketersediaan minyak dunia yang dapat mengerek harga.