Dari 6.000 pengembang properti, baru 1% yang melantai di bursa.
Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Real Estat Indonesia (REI) DKI Jakarta mendorong pengembang properti kecil dan menengah masuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sekretaris DPD REI DKI Jakarta Arvin Iskandar mengatakan saat ini ada 6.000 pengembang yang tergabung dengan REI. Namun, hanya 60-70 pengembang properti saja yang baru masuk ke pasar modal.
Arvin melanjutkan, penawaran perdana saham dapat menambah struktur permodalan perusahaan properti yang sangat penting bagi ekspansi. Apabila pengembang properti melakukan go public, ruang untuk menambah permodalan jadi semakin besar.
"Struktur permodalan ini jadi faktor bagi kami untuk ekspansi. Kalau lewat perbankan prosesnya cukup panjang dan yang kami alami, pinjaman dari bank tak bisa untuk membeli tanah," ujar Arvin di BEI, Jakarta, Kamis (27/2).
Menurutnya, dengan melakukan go public, perusahaan properti bisa meningkatkan nilai ekuitas, added value, dan image perusahaan. Selain itu, kalangan perbankan dan institusi lainnya akan lebih mengenal perusahaan terbuka.