Pencapaian tersebut dimanfaatkan pemerintah untuk terus melakukan beberapa strategi.
Sektor penggerak perekonomian nasional semakin luar biasa, terutama pada industri manufaktur yang memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan dan juga ditopang oleh permintaan domestik yang kuat.
Kondisi tersebut, mengantarkan Indonesia mencapai pertumbuhan sebesar 5,17% (yoy) pada kuartal II-2023 dengan PMI Manufaktur Indonesia yang berada pada level ekspansif 53,3 pada Juli.
“Dengan demikian, Indonesia telah mencapai tonggak penting dengan merebut kembali statusnya sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas menurut klasifikasi Bank Dunia, yang diperbarui pada Juli 2023,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam keterangan resminya, Rabu (9/8).
Lebih lanjut Menko Airlangga mengatakan, pencapaian tersebut dimanfaatkan pemerintah untuk terus melakukan beberapa strategi, antara lain meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melaksanakan program nilai tambah termasuk program hilirisasi sumber daya alam, dan meningkatkan investasi yang dapat menciptakan lapangan kerja dalam skala luas.
Perlu diketahui bahwa R&I Rating Agency telah menaikkan outlook Indonesia dari stabil menjadi positif, dan mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia di BBB+. Peningkatan tersebut didukung oleh kinerja ekonomi yang kuat dan ketahanan ekonomi yang terjaga, serta pengendalian inflasi yang baik.