Dana talangan akan digunakan guna menggerakkan industri hilir.
Emiten baja PT Krakatau Steel Tbk. (KRAS) mengajukan dana talangan sebesar US$200 juta atau setara dengan Rp3 triliun kepada pemerintah. Dana talangan tersebut akan digunakan guna menggerakkan industri hilir melalui relaksasi pembayaran konsumen perusahaan yang utamanya adalah industri hilir baja dan industri pengguna baja..
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan selain menggerakkan industri hilir, dana talangan tersebut juga akan digunakan untuk menjaga kontinuitas produksi dan pasokan barang jadi ke konsumen.
"Dana talangan tersebut untuk mendukung industri hilir dan pengguna baja. Saat ini Krakatau Steel hanya memproduksi baja sampai cold rolled steel (CRC). Produk baja turunan diolah industri hilir, sementara saat ini industri hilir dalam kondisi kesulitan," kata Silmy dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI, Rabu (8/7).
Silmy mencermati, kesulitan industri hilir baja saat ini terletak pada terbatasnya fasilitas dan dana yang mereka miliki. Modal kerja yang dimiliki industri hilir tergerus oleh upaya yang mereka lakukan untuk mempertahankan operasional.
Emiten berkode KRAS tersebut akan menggunakan dana talangan sehingga dapat memberikan relaksasi pembayaran ke konsumen yang menggerakkan pasar industri hilir. Dengan demikian, lanjutnya, akan terjadi peningkatan penjualan KRAS sebesar 6% hingga 7%.