Bisnis

Rupiah melemah, pengusaha harap BI tak menaikan suku bunga

Sektor industri masih dalam fase ‘recovery’ sehingga akan terbebani bila suku bunga naik.

Kamis, 07 Juli 2022 06:35

Nilai tukar rupiah makin melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Pada perdagangan Rabu (6/7) tercatat rupiah telah menembus Rp15.016 per US$. Namun sejumlah perbankan nasional telah mentransaksikan hingga Rp15.900 per US$. Beberapa faktor diduga kuat menjadi penyebab anjloknya rupiah, yaitu kekhawatiran investor pada ekonomi global sehingga memindahkan asetnya ke tempat aman dan naiknya angka inflasi di Tanah Air.

Ekonom Anthony Budiawan menilai, jika tidak ada respons kebijakan yang dilakukan Bank Indonesia yakni menaikkan suku bunga, artinya rupiah akan berpotensi melemah lagi bahkan bisa mengalami stagflasi.

“Ini adalah suatu pilihan, jadi kita tidak bisa dua-duanya dengan rupiah menguat lalu suku bunga rendah itu tidak bisa. Ini adalah trade-off,” jelas Anthony dalam acara Indonesia Bussiness Forum yang disiarkan secara langsung di TV One, Rabu (6/7)

Menurutnya, inflasi akan terus meningkat bila rupiah dibiarkan melemah. Ia melihat bahwa ekonomi global saat ini belum pulih, bahkan negara maju harus kembali masuk ke resesi dengan menaikkan suku bunga. Kendati demikian, Anthony juga menganggap suku bunga Indonesia sudah terlalu tinggi.

Sektor perbankan tidak efisien juga menjadi permasalahan yang yang disoroti Anthony, yang menyebabkan net interest margin di Indonesia mencapai 5%-8%. Dengan demikian, Anthony menegaskan agar Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat mengendalikan hal ini.

Erlinda Puspita Wardani Reporter
Hermansah Editor

Tag Terkait

Berita Terkait