RUPSLB yang ketiga kalinya digelar TAXI setelah dua kali tidak memenuhi kuorum ini akhirnya menyetujui konversi utang.
PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) akhirnya berhasil menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini. RUPSLB TAXI menyetujui beberapa hal terutama konversi obligasi perusahaan menjadi skema pelaksanaan penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Sebelumnya, emiten pemilik Taksi Express ini mencatat kinerja yang belum baik dan beban utang tinggi hingga akhir 2018. Akibatnya, untuk pertama kalinya TAXI terlambat membayar kupon bunga obligasi ke-15 kepada pemegang obligasi yang jatuh tempo pada 24 Maret 2018.
Hal ini berlanjut dengan ketidakmampuan perseroan memenuhi kewajiban pembayaran kupon bunga obligasi ke-16 dan ke-17 yang jatuh tempo masing-masing pada 24 Juni 2018 dan 24 September 2018.
RUPSLB ini merupakan yang ketiga kali digelar TAXI. RUPSLB sebelumnya dua kali gagal dilangsungkan karena tidak memenuhi kuorum, yakni pada 8 Februari 2019 dan 18 Februari 2019. “RUPSLB hari ini kuorum dengan jumlah sebesar 53,52%,” kata Corporate Secretary TAXI Megawati Affan di Jakarta, Senin (6/5).
Dalam RUPSLB kali ini, ada tiga agenda yang dibahas yaitu persetujuan atas penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan menerbitkan saham baru perseroan kepada pemegang obligasi perseroan.
Kemudian mengubah sebagian obligasi I Express Transindo Utama tahun 2014 menjadi obligasi konversi dan melaksanakan konversi terhadap obligasi konversi menjadi saham Perseroan.
Agenda selanjutnya merupakan persetujuan atas perubahan Pasal 4 Anggaran Dasar Perseroan terkait perubahan Modal Dasar, Modal Ditempatkan dan Modal Disetor. Agenda terakhir adalah persetujuan atas pengalihan, pelepasan atau penjualan seluruh atau sebagian besar harta kekayaan perseroan.
Untuk diketahui, utang Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 akan ditukarkan dengan saham baru perseroan yang dilakukan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dengan nilai nominal Rp100 per saham.