Indonesia memasuki era baru jual beli karya seni menggunakan mata uang kripto.
Sebuah kapal selam nampak terombang-ambing di tengah garis-garis bergelombang warna biru, putih dan perpaduan keduanya. Di atasnya, tersembul matahari bersirat kuning yang menyinari sebagian sisi kapal selam. Tertulis angka 402 di badan kapal dan bendera merah putih di atasnya.
Gambar itu diunggah akun Instagram @Artmomentsjakarta pada 21 Mei lalu bersama enam gambar lainnya. Meski sekilas seperti lukisan, nyatanya gambar tersebut merupakan karya seni digital yang dibuat oleh seniman digital Ruanth Chrisley Thyssen dan istrinya Cindy Thyssen.
Karya seni berjudul ‘53 Never Forgotten’ ini sengaja dibuat untuk menghormati para awak kapal KRI Nanggala 402 milik TNI Angkatan Laut yang tenggelam di Selat Bali.
“(Angka) ’53’ adalah penghormatan kepada 53 anggota kru yang meninggal dan saat ini telah berada dalam patroli abadi mereka, 53 keluarga yang hidupnya akan terus berlanjut. 53 Tidak akan pernah dilupakan,” kata seniman penerima nominasi Oscar dan BAFTA (British Academy Film Awards) itu, kepada Alinea.id beberapa waktu lalu.
Ruanth bercerita, jika dilihat langsung di ruang pameran Art Moments Jakarta (AMJ) Online 2021 di Art Space: 1, ‘53 Never Forgotten’ bukan lah sekadar gambar digital biasa. Karya ini rupanya adalah gambar bergerak atau animasi dengan durasi 53 detik. Melalui karya itu dia menyajikan gagasan tentang gambar, ritme dan gerak.